KONSUMSI HERBAL YANG EFEKTIF UNTUK OBESITAS PADA SAAT BERPUASA

 

QnA IG Live series 5 (Foto screenshot Instagram)

          Keinginan untuk sehat dan selalu tampil cantik, mendorong seseorang untuk mengelola bentuk dan berat badannya. Pusat Kedokteran Herbal, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK), Universitas Gadjah Mada (UGM) menampilkan acara diskusi melalui Sharing Session #5 mengangkat tema “Herbal Untuk Kecantikan”, yang dilaksanakan pada tanggal 24 Maret 2025, dengan menghadirkan narasumber ahli yang berkecimpung di bidang herbal, yakni Prof. Dr. Apt. Mae Sri Hartati W, M.Si dan drg. Fara Silvia Yuliani, M.Sc., Ph.D. sebagai moderator.

“Obesitas merupakan kondisi penumpukan lemak yang berlebih akibat pola hidup yang kurang ter-manage (terkelola) dengan baik,” jelas Prof. Mae. Salah satu cara paling murah dan efektif untuk mengatasi kegemukan adalah dengan berolahraga.

Terlebih, momen berpuasa di bulan Ramadhan, justru dapat menjadi momentum yang tepat untuk memperbaiki gaya hidup, terutama dalam hal menjaga pola makan dan berat badan. “Selama berpuasa, tubuh diberi kesempatan untuk melakukan detoksifikasi alami, sehingga membantu tubuh memperbaiki metabolisme yang terjadi”, ungkap Prof Mae. Ketua Pusat Kedokteran Herbal sekaligus dosen Departemen Farmakologi dan Terapi FK-KMK UGM ini juga menekankan bahwa menjaga berat badan selama bulan Ramadhan dapat dilakukan dengan pendekatan sederhana namun konsisten. Yakni melalui pengaturan pola makan, berolahraga ringan, dan memanfaatkan herbal secara tepat.  Ia juga mengingatkan pentingnya mengontrol porsi makan ketika sahur dan berbuka. Konsumsi makanan tinggi gula dan lemak dalam jumlah besar justru dapat memicu rasa lapar yang lebih besar khususnya diwaktu Sahur.

          Selama berpuasa, lambung melepaskan ghrelin (hormon lapar) sehingga pastinya rasa lapar akan dirasakan, sedangkan saat sahur dan berbuka ketika asupan makan sudah terpenuhi, maka rasa kenyang akan terasa. Hormon leptin (hormon kenyang) bekerja dengan membantu mengatur nafsu makan dengan memberi sinyal rasa kenyang. Pola makan saat sahur yang tinggi karbohidrat tapi rendah protein justru memicu hormon ghrelin bekerja lebih kuat, membuat kita merasa sangat lapar di siang hari. “Untuk mengatur hormon ghrelin, sahur sebaiknya ditutup dengan asupan protein (sebaiknya protein hewani) serta serat yang tinggi, seperti sayuran dan buah-buahan ” ujar Prof. Mae. Hal ini akan membantu menekan rasa lapar lebih lama dan menjaga kadar energi tetap stabil. Sementara itu, sumber protein bisa berasal dari daging tanpa lemak, telur, atau kacang-kacangan. Selain itu, sebaiknya hindari minuman manis saat sahur, karena justru dapat menyebabkan lonjakan gula darah yang diikuti dengan penurunan drastis pada saat puasa, mengakibatkan tubuh terasa lemas di siang hari.

          Dalam mengkonsumsi herbal, Prof. Mae mengingatkan agar konsumen lebih cermat dalam memilih produk herbal yang sesuai. “Pertama, di cek apakah produk tersebut memiliki izin edar BPOM atau tidak. Jangan mudah percaya dengan klaim berlebihan seperti menurunkan berat badan 10 kg dalam sehari”. Ia menambahkan, penggunaan herbal pelangsing sebaiknya dihindari ketika sahur, karena dapat menyebabkan penurunan kadar gula darah yang drastis ketika berpuasa, sehingga berisiko lemes dan dapat pingsan saat berpuasa.

“Jika memang ingin menggunakan herbal sebagai suplemen anti-obesitas, minumlah setelah berbuka puasa. Jangan saat sahur,” tegas beliau.

Peran Herbal dalam Menurunkan Berat Badan

Tanaman herbal telah menjadi primadona dalam pengobatan alternatif, termasuk untuk membantu menurunkan berat badan. Menurut Prof. Mae, banyak tanaman yang secara tradisional telah digunakan untuk membantu mengatasi obesitas melalui berbagai mekanisme, seperti menyerap lemak, meningkatkan metabolisme, atau menekan nafsu makan.

“Yang bekerja di balik herbal itu adalah metabolit sekunder, yakni senyawa aktif alami yang terkandung dalam berbagai jenis tanaman obat”.

Beberapa jenis tumbuhan herbal yang sering digunakan untuk menurunkan berat badan antara lain:

  • Jati Belanda (Guazuma ulmifolia): mengandung senyawa tanin, terpenoid, karotenoid, serta mengandung serat tinggi yang dapat menghambat penyerapan lemak dan meningkatkan metabolisme tubuh, juga dapat membentuk lapisan di lambung sehingga memberikan efek kenyang lebih lama.
  • Lidah buaya (Aloe vera): Kandungan serat alami yaitu karbohidrat komplek dapat berfungsi sebagai penahan lapar (menimbulkan perasaan kenyang)
  • Rhei radix dapat memacu pergerakan peristaltic usus besar sehingga akan mempermudah proses hasil ekskresi pembakaran lemak.
  • Teh hijau (Camellia sinensis L.) mempunyai kandungan polifenol yang dapat menurunkan berat badan dengan membantu melancarkan pencernaan, serta pelarutan lemak.

Hal yang menarik kadang didalam formula pelangsing juga terdapat Temulawak (Curcuma xanthorrhiza): meski dikenal dapat meningkatkan nafsu makan, tetapi dalam jumlah kecil dan dengan preparasi yang benar dapat dimanfaatkan tanpa menimbulkan efek tersebut. Selain itu dalam formula pelangsing juga ada tanaman Kumis Kucing (Orthosiphon stamineus) yang  berfungsi sebagai diuretik, namun penggunaannya tidak boleh berlebihan karena dapat memicu sering buang air kecil.

Prof. Mae menekankan bahwa hasil terbaik datang dari kesadaran akan kebutuhan tubuh sendiri dan konsistensi dalam memilih pola makan serta herbal yang sesuai. “Pendekatan alami memberi hasil yang lebih aman dan berkelanjutan dibanding metode instan,” pesannya. Sharing session IG Live ini selain sebagai media informasi juga dapat mewujudkan SDGs nomor 3 yaitu “Menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua orang di segala usia”.

 

 

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published.