Universitas Gadjah Mada Nama Instansi
Universitas Gadjah Mada
  • Beranda
  • Uncategorized
  • Yogyakarta Dorong Wellness Tourism, Edukasi Cedera Olahraga Jadi Sorotan

Yogyakarta Dorong Wellness Tourism, Edukasi Cedera Olahraga Jadi Sorotan

  • Uncategorized
  • 1 October 2025, 16.44
  • Oleh: kedokteranherbal.fkkmk
  • 0

Yogyakarta – Dalam upaya memperkuat posisinya sebagai pusat wellness tourism di Indonesia, Yogyakarta terus menunjukkan komitmen serius terhadap integrasi kesehatan dan pariwisata. Momentum peringatan Hari Olahraga Nasional pada 9 September 2025 menjadi pijakan penting bagi inisiatif ini.

Salah satu langkah nyata ditunjukkan melalui penyelenggaraan Webinar Penanganan Cedera pada Wisata Kebugaran dan Diseminasi Ilmiah Magister Ilmu Biomedik pada 10 September 2025. Kegiatan ini menjadi ajang edukasi publik yang membahas bagaimana wisata kebugaran tak hanya sekadar olahraga, tetapi juga menuntut kesiapan fisik, pengetahuan gizi, hingga pemahaman penggunaan obat yang aman.

Webinar ini digagas oleh kolaborasi antara Universitas Gadjah Mada (UGM), Pusat Kedokteran Herbal, Program Magister Ilmu Biomedik FKKMK UGM, dan Perhimpunan Pembina Kesehatan Olahraga Indonesia (PPKORI) DIY. Dihadiri oleh akademisi, praktisi medis, dan komunitas olahraga, acara ini menjadi wadah diskusi penting di tengah berkembangnya tren wellness tourism di tanah air.

Olahraga Tak Cukup Hanya Bergerak, Perlu Ilmu

Sesi pertama dibuka oleh Prof. Dr. dr. Denny Agustiningsih, M.Kes., AIFM, AIFO-K, yang mengajak peserta memahami dasar fisiologi olahraga. Menurutnya, wisata kebugaran yang aman harus diawali dari pemahaman terhadap kondisi tubuh masing-masing individu.

“Bukan hanya soal kuat berlari atau jalan jauh, tapi juga kesiapan mental, hidrasi yang baik, gizi seimbang, dan tidur yang cukup. Semua ini menjadi pondasi penting agar aktivitas fisik memberikan manfaat, bukan malah menimbulkan cedera,” ujarnya.

Tak kalah menarik, ketua Asia Pacific Orthopaedic Association Young Surgeons Forum dan juga Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi, dan staf Divisi Orthopaedi dan Traumakologi, Departemen Bedah FKKMK UGM, Dr.dr.Yudha Mathan Sakti menekankan, bahwa weekend warrior membuka risiko cedera yang tinggi. Sehingga ia menekankan pentingnya upaya preventif, selain juga manajemen cedera yang tepat, dan peran rehabilitasi untuk mendukung pengembangan Wellness tourism oleh para pelaku wisata dan olahragawan.

Nutrisi dan Obat: Kunci Pemulihan yang Sering Diabaikan

Dalam acara tersebut, Dr. Mirza Hapsari Sakti Titis P., S.Gz., Dietisien, MPH yang juga merupakan ketua Indonesia Sport Nutritionist Association menjelaskan bahwa terdapat kebutuhan energi yang berbeda antara atlet dan pelari komunitas.

“Seringkali, pelari komunitas mengabaikan pentingnya pemulihan pasca aktivitas. Padahal, pola makan, konsumsi sport food, hingga suplementasi berperan besar dalam mencegah cedera berulang,” ungkapnya.

Dari sisi farmakologi, Dr.rer.nat. apt. Arko Jatmiko Wicaksono, M.Sc mengingatkan bahwa penggunaan obat tidak boleh sembarangan, terutama bagi atlet profesional. “Berbeda dengan masyarakat umum, bagi Atlet professional, ada regulasi khusus yang mengatur penggunaan obat termasuk pada kasus cidera. Pemilihan obat harus berbasis diagnosis dan legalitas, serta mengikuti aturan Badan Anti Doping Dunia (WADA). Untuk itu kontribusi seorang Farmakolog sangat dibutuhkan,” jelasnya.

Langkah Nyata Menuju Smart Wellness Tourism

Tak hanya dari praktisi kompeten, webinar ini juga menghadirkan diseminasi ilmiah dari mahasiswa S2 Magister Ilmu Biomedik UGM, salah satunya yang dibawakan oleh dr. Amalia Andini, MM. Ia mempresentasikan pentingnya peran nutrisi dalam memperkuat sistem kekebalan tubuh dan mempercepat proses penyembuhan cedera.

“Pemulihan optimal tidak cukup hanya dengan istirahat, tapi juga ditopang oleh asupan gizi yang tepat,” tegasnya.

Kegiatan ini disambut baik oleh berbagai pihak, termasuk Direktur DPkM UGM, Dr. dr. Rustamaji, M.Kes, yang menyebut kegiatan ini sebagai bentuk pengabdian berbasis ilmu pengetahuan yang langsung menyentuh kebutuhan masyarakat.

Senada, Ketua PPKORI DIY, dr. Santosa Budiharjo, M.Kes., PA (K), menilai wellness tourism sebagai bagian penting dari strategi pembangunan ekonomi berbasis kesehatan di Yogyakarta. “Kalau ditata dengan regulasi dan edukasi yang tepat, wellness tourism bisa jadi kekuatan ekonomi baru DIY,” ujarnya.

Adapun Wakil Dekan bidang bidang Kerjasama, Alumni dan Pengabdian kepada Masyarakat, FKKMK UGM, dr. Sudadi, menekankan bahwa Fakultas Kedokteran UGM sangat menyambut baik dan terus mendorong upaya pengembangan Wellness tourism khususnya di D.I.Yogyakarta.

Yogyakarta Menuju Pusat Wellness Tourism Nasional

Kegiatan ini bukan hanya memperkuat edukasi publik, tapi juga menjadi bagian dari upaya kontribusi dalam mendorong Yogyakarta menjadi pusat wisata kebugaran/wellness tourism, pada level nasional bahkan internasional.

Dengan pendekatan yang menggabungkan kesehatan, edukasi, dan teknologi, inisiatif ini diharapkan dapat memberikan dampak positif tidak hanya pada pariwisata, tetapi juga pada kualitas hidup masyarakat. Sebagai tindak lanjut pemaparan materi webinar tersebut, Tim Penerima Hibah Pengabdian UGM ini juga akan menyiapkan MOOC (Massive Open Online Course), sebuah platform kuliah online yang dapat diakses oleh lebih banyak orang dan dengan jangkauan yang lebih luas.

Diharapakan, tak hanya turut berpartisipasi aktif mensuksukseskan visi Jogja Smart Province 2024–2028, program ini juga turut mendukung sejumlah Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), termasuk kesehatan yang baik (SDG 3), pendidikan (SDG 4), dan kemitraan pembangunan (SDG 17).

Yogyakarta tak hanya ingin sehat, tapi juga menjadi rujukan bagaimana kesehatan dan pariwisata bisa bersinergi menuju masa depan yang lebih berkelanjutan.

Tips Sehat bagi Pelaku dan Pengelola Wisata Kebugaran

Berikut beberapa rekomendasi praktis yang dirumuskan dari hasil webinar:

Untuk Pengelola Wisata:

  • Informasikan syarat kebugaran kepada peserta saat pendaftaran.
  • Siapkan rute/kegiatan alternatif sesuai tingkat kebugaran peserta.
  • Pastikan ketersediaan air minum di setiap titik kegiatan.

Untuk Peserta Wisata:

  • Lakukan persiapan fisik dan kesiapan mental.
  • Konsultasi dengan dokter jika memiliki kondisi medis tertentu.
  • Kenali batas tubuh dan jangan paksakan diri.
  • Pilih kegiatan sesuai dengan tujuan dan kondisi tubuh.

Leave A Comment Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Universitas Gadjah Mada

Alamat Instansi
Nomor Telepon Instansi
Email Instansi

© Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY