PEMBIMBINGAN MAHASISWA DALAM KOMPETISI BIO-CIRCULAR-GREEN-ECONOMY DI THAILAND
Berangkat dari permasalahan meningkatnya prevalensi Dengue Fever di Thailand yang berdasarkan laporan WHO mengalami peningkatan > 300% kasus pada tahun 2023 dengan salah satu faktornya ditengarai terkait isu global warming, sebuah tim yang terdiri dari 4 anak muda berinisiatif memberikan gagasan pemecahan masalah bagi Thailand. Thailand merupakan salah satu produsen mangga terbesar di dunia. Dan ternyata, banyak studi ilmiah yang menemukan bahwa mangga memiliki senyawa aktif yang berpotensi digunakan sebagai larvasida.
Empat mahasiswa kedokteran UGM ini mencetuskan ide pembuatan olahan limbah dari kulit mangga menjadi kandidat baru larvasida yang ramah lingkungan. Ide tersebut dipaparkan dalam kompetisi yang diselenggarakan oleh Kasetsart University, Thailand yaitu Kompetisi Bio-Circular-Green economy (BCG), sebuah model strategi pembangunan yang menekankan pada strategi ramah lingkungan sebagai pemecah masalah dan peningkatan ekonomi.
Di bawah arahan dan bimbingan dari Dr.rer.nat. apt. Arko Jatmiko Wicaksono, M.Sc, seorang dosen Departemen Farmakologi & Terapi yang juga merupakan peneliti Pusat Kedokteran Herbal FK-KMK UGM, tim “MOSAIC” berhasil mencapai babak final dalam Kompetisi BCG yang digelar pada 18 Januari 2024. Mereka bersaing sebagai finalis dengan 7 tim lainnya yang berasal dari Thailand, Filipina, dan Indonesia. Pengalaman mengikuti ajang kompetisi di tingkat Internasional ini menjadi pengalaman penting bagi mahasiswa untuk memberikan kontribusi yang lebih luas di tingkat global, tidak hanya terbatas pada level nasional.
Gagasan penggunaan limbah kulit mangga untuk menangani Dengue Fever di Thailand tersebut selaras dengan tujuan Sustainable Development Goals, terutama SDG 3 yaitu “good health and well-being” dan SDG 13 yaitu “climate action”.
Ide cemerlang dari empat mahasiswa tersebut telah dipublikasikan di berbagai media massa sebagai berikut :
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!